Info update
Loading...
Sabtu, 13 Maret 2021

Hanya Pak Jokowi Yang Bisa Selamatkan Nyawa Warga Pao-Pao, Rumah Rusak Dan Terancam.

Warga berharap agar Presiden Jokowi turun tangan menyelesaikan tanah dan rumah warga Maros, yang ada di Pao-Pao agar segera dibebaskan, karena sampai sekarang belum mendapatkan kejelasan, kapan dibebaskan ? Karena sampai saat ini, tanggal 25/3/2022 pemilik rumah yang sudah rusak oleh getaran pesawat sampai kini belum mendapatkan kejelasan. Mohon bapak turun tangan dan memerintahkan anak buahnya untuk mengecek lokasi rumah warga yang sudah rusak parah dan mengalami keretakan semua tembok dan dindingnya.

MAROS (INDONESIA HEBAT) Warga Dusun Pao-Pao memohon kepada bapak Presiden Jokowidodo segera turun tangan. Menyusul Ratusan rumah yang sudah rusak karena pemukimannya sangat dekat dengan Bandara. Bayangkan saja kalau hanya pagar tembok dan kawat yang menjadi pemisah nya.

"Rumah warga yang rusak di Pao-Pao"

Ratusan warga pemilik rumah dan lahan yang terdapat di Dusun Pao-pao kini sudah terancam hidupnya. Desa Baji Mangngai Kec Mandai Kabupaten Maros keluhkan lambatnya pembebasan lahan warga pada hal sudah perna dijanjikan untuk segera dibebaskan. Kami warga disini sudah berkali-kali rapat dengan Angkasa pura namun hasilnya nol saja, ujar Haruna kecewa.  

 "Rumah warga Pao-Pao dengan pagar Bandara"

Rumah warga sudah sangat berdekatan dengan lapangan Bandara Sultan Hasanuddin yang hanya dipisahkan dengan pagar tembok, kami sangat tergannggu. Olehnya itu kami bersama warga berharap agar ada sedikit kebaikan pemerintah untuk melindungi kami dan sedikit perhatiannya dalam menyelamatkan nyawa-nyawa kami, pungkas warga Pao-Pao.

"Pertemuan yang digagas pihak JM Angkasa pura tanggal 18-Desember 2019 dengan warga Dusun Pao-Pao.(Dok Mediaindonesiahebat.Com)"

Salah seorang warga Pao-Pao yang bernama ( Haruna 60) menuturkan rumahnya hanya di antarai pagar tembok Bandara. Sudah sangat menghawatirkan keselamatan nyawa istri, anak dan cucunya. Apalagi berdekatan dengan Pertamina Bandara.

Bisa dibayangkan Setiap pesawat lewat yang hanya berjarak 15 meter dari atap rumahnya. Keselamatan nyawanya sewaktu-waktu terancam, jika pemerintah tidak segera memperhatikan dan membebaskan Dusun Pao-Pao. Olehnya itu kami warga Pao-Pao berharap kepada bapak Jokowi turun tangan memerintahkan agar segera dibebaskan dan dibayar demi keselamatan nyawa kami, ujarnya.

Sekitar 100 rumah penduduk dengan luas lahan pemukiman mencapai 7 Hektar. Warga menunggu perhatian pemerintah agar bisa membebaskan lahannya, agar terhindar dari hal-hal yang di takutkan. Rumah Warga hanya berjarak pagar tembok Bandara, namun sampai saat ini belum di bebaskan. 

Apalah artinya bagi pemerintah pusat lahan hanya 7 Hektar dengan keselamatan warga. Menurut warga, perintah sudah menganggarkan pembebasannya tahun 2016 lalu.  

Namun tidak jadi dibayar karena persoalan harga yang tidak sesuai. Sehingga waktu itu pemerintah daerah mensiasati karena desakan bahwa Bandara segera diperluas. Itulah sesungguhnya yang terjadi, anggaran pembebasan Pao-Pao dialihkan ke Dusun Baddo-Baddo. Sehingga sampai saat ini Dusun Pao-Pao warganya masih menempati rumahnya, hanya saja pagar Bandara dengan rumah/pemukiman warga hanya berjarak tembok saja.

Warga setempat mengenangnya dengan istilah " Salah Bayar " lokasi yang tertukar. Itulah sebabnya Pao-Pao dikatakan sudah dibebaskan, pada hal tidak, jelas Haruna.  

Namun warga bertahan tidak mau karena dianggap tidak sesuai. Akhirnya uang pembebasannya dialihkan ke kampung Baddo-Baddo, itulah sesungguhnya terjadi di Masyarakat Maros.

Karena kampung yang sudah terbayar adalah dusun Baddo-Baddo, yang anggaran pembebasannya dulu adalah seharusnya Dusun Pao-Pao, beber warga setempat. Sementara yang sampai ke Jakarta laporannya adalah Pao-Pao, pada hal yang benar adalah Dusun Baddo-Baddo .

Sehingga warga yang bermukim di Dusun Pao-Pao sampai saat ini masih menempati rumah dan lahannya yang mencapai ratusan rumah. Hanya berbatasan dengan pagar Bandara. Hampir semua Rumah warga sudah mengalami kerusakan, dinding temboknya retak, pecah karena kerasnya getaran pesawat. kuatir apalagi kami sangat berdekatan dengan Pertamina yang berjarak 15 meter saja, beber Dg Haruna.

Lebih jauh dikatakannya, kami pada dasarnya warga Dusun Pao-Pao yang berjumlah seratusan pemilik rumah dan lahan tempat tinggal tak ingin menghambat pembangunan yang di galakkan bapak presiden Jokowi, tapi tolong berikan perlindungan keselamatan nyawa kami sekeluarga.

Nyawa kami sewaktu-waktu terancam oleh deringan atau kebisingan pesawat yang di rasa seperti hanya berjarak sepuluh meter dari pesawat yang melintas, ujar Haruna lagi.

Menurut Haruna, kami sudah dipanggil rapat pihak angkasa pura melalui JM nya berkait dengan pembebasan Dusun Pao-Pao tahun tanggal tanggal 18-Desember 2019. Namun sampai sekarang hasilnya tidak ada. Olehnya itu mewakili warga yang memberikan kepercayaannya dengan mengumpulkan surat tanah dan kepemilikan rumah kepadanya agar segera ditindak lanjuti, ini persoalan keselamatan jiwa kami, beber Haruna.

Saya selalu ditanya kapan ada pembayaran lahan kita ini, pungkas Haruna kepada wartawan media ini.

Setiap harinya kami kuatir keselamatan nyawa kami, nyawa keluarga dan anak-anak kami. karena betul-betul pemukiman kami hanya berjarak pagar Bandara. Kami benar-benar berharap kepada bapak presiden Jokowi agar segera turun tangan memberikan  perlindungan keselamatan nyawa kami.

Getaran pesawat dan kebisingan sudah membuat  rumah rusak dan mengganggu keselamatan jiwa kami, beber Haruna didampingi warga lainnya kepada wartawan.(Red/KS/MIH

0 komentar :

Posting Komentar

Back To Top