Pak Presidenku, Tolong Selamatkan Nyawa Kami Di Dusun Pao-Pao.
MAROS (INDONESIA HEBAT) Ratusan warga pemilik rumah dan lahan yang terdapat di Dusun Pao-pao, Desa Baji Mangngai Kec Mandai Kabupaten Maros keluhkan lambatnya pembebasan lahan warga. Padahal rumah warga sudah sangat berdekatan dengan lapangan Bandara Sultan Hasanuddin yang hanya dipisahkan dengan pagar tembok.
"Pertemuan yang digagas pihak JM Angkasa pura tanggal 18-Desember 2019 dengan warga Dusun Pao-Pao.(Dok Mediaindonesiahebat.Com)"
Salah seorang warga Pao-Pao yang bernama ( Haruna 60) menuturkan rumahnya hanya di antarai pagar tembok Bandara. Sudah sangat mengkawatirkan keselamatan nyawa istri, anak dan cucunya. Apalagi berdekatan dengan Pertamina Bandara.
Bisa dibayangkan Setiap pesawat lewat sepertinya hanya berjarak 10 meter dari atap rumahnya. Keselamatan nyawanya sewaktu-waktu terancam, jika pemerintah tidak segera memperhatikan dan membebaskan Dusun Pao-Pao. Olehnya itu kami warga Pao-Pao berharap kepada bapak Jokowi turun tangan memerintahkan agar segera dibebaskan dan dibayar demi keselamatan nyawa kami, ujarnya.
Sekitar 100 rumah penduduk dengan luas lahan pemukiman mencapai 7 Hektar. Warga menunggu perhatian pemerintah agar bisa membebaskan lahannya, agar terhindar dari hal-hal yang di takutkan. Rumah Warga hanya berjarak pagar tembok Bandara, namun sampai saat ini belum di bebaskan.
Apalah artinya bagi pemerintah pusat lahan hanya 7 Hektar dengan keselamatan warga. Menurut warga, perintah sudah menganggarkan pembebasannya tahun 2016 lalu.
Namun tidak jadi dibayar karena persoalan harga yang tidak sesuai. Sehingga waktu itu pemerintah daerah mensiasati karena desakan bahwa Bandara segera diperluas. Itulah sesungguhnya yang terjadi, anggaran pembebasan Pao-Pao dialihakan ke dusun Baddo-Baddo. Sehingga sampai saat ini Dusun Pao-Pao warganya masih menempati rumahnya, hanya saja pagar Bandara dengan rumah/pemukiman warga hanya berjarak tembok saja.
Warga setempat mengenangnya dengan istilah " Salah Bayar " lokasi yang tertukar. Itulah sebabnya Pao-Pao dikatakan sudah dibebaskan, pada hal tidak, jelas Haruna.
Namun warga bertahan tidak mau karena dianggap tidak sesuai. Akhirnya uang pembebasannya dialihkan ke kampung Baddo-Baddo, itulah sesungguhnya terjadi di Masyarakat Maros.
Karena kampung yang sudah terbayar adalah dusun Baddo-Baddo, yang anggaran pembebasannya dulu adalah seharusnya Dusun Pao-Pao, beber warga setempat. Sementara yang sampai ke Jakarta laporannya adalah Pao-Pao, pada hal yang benar adalah Dusun Baddo-Baddo .
Sehingga warga yang bermukim di Dusun Pao-Pao sampai saat ini masih menempati rumah dan lahannya yang mencapai ratusan rumah. Hanya berbatasan dengan pagar Bandara. Hampir semua Rumah warga sudah mengalami kerusakan, dinding temboknya retak, pecah karena kerasnya getaran pesawat. kuatir apalagi kami sangat berdekatan dengan Pertamina yang berjarak 15 meter saja, beber Dg Haruna yang didampingi istrinya, Selasa/9/3/21.
Lebih jauh dikatakannya, kami pada dasarnya warga Dusun Pao-Pao yang berjumlah seratusan pemilik rumah dan lahan tempat tinggal tak ingin menghambat pembangunan yang di galakkan bapak presiden Jokowi, tapi tolong berikan perlindungan keselamatan nyawa kami sekeluarga.
Nyawa kami sewaktu-waktu terancam oleh deringan atau kebisingan pesawat yang di rasa seperti hanya berjarak sepuluh meter dari pesawat yang melintas, ujar Haruna lagi.
Menurut Haruna, kami sudah dipanggil rapat pihak angkasa pura melalui JM nya berkait dengan pembebasan Dusun Pao-Pao tahun tanggal tanggal 18-Desember 2019. Namun sampai sekarang hasilnya tidak ada. Olehnya itu mewakili warga yang memberikan kepercayaannya dengan mengumpulkan surat tanah dan kepemilikan rumah kepadanya agar segera ditindak lanjuti, ini persoalan keselamatan jiwa kami, beber Haruna.
Saya selalu ditanya kapan ada pembayaran lahan kita ini, pungkas Haruna kepada wartawan media ini.
Setiap harinya kami kuatir keselamatan nyawa kami, nyawa keluarga dan anak-anak kami. karena betul-betul pemukiman kami hanya berjarak pagar Bandara. Kami benar-benar berharap kepada bapak presiden Jokowi agar segera turun tangan memberikan perlindungan keselamatan nyawa kami.
Getaran pesawat dan kebisingan sudah membuat rumah rusak dan mengganggu keselamatan jiwa kami, beber Haruna didampingi warga lainnya kepada wartawan.(Red/KS/MIH)
0 komentar :
Posting Komentar