Info update
Loading...
Selasa, 02 September 2025

Bupati Takalar Disorot, Media Lokal Diabaikan demi Kerja Sama dengan Media Luar ?


TAKALAR (Media Indonesia Hebat) Sorotan tajam dialamatkan kepada Bupati Takalar, H. Daeng Manye, yang baru beberapa bulan memimpin. Menyusul, kebijakan kerja sama melalui publikasi Pemerintah Kabupaten Takalar dinilai tidak berpihak kepada media lokal.

Sejumlah pimpinan media di Takalar menyampaikan keluhan karena bupati hanya mau menandatangani kerja sama dengan media dari luar daerah. 

Padahal, selama ini media lokal telah berkontribusi besar dalam menyebarkan informasi pembangunan dan mengawal berbagai capaian pemerintahan di Takalar.

“Media lokal dianggap tidak ada, padahal kami selama ini yang paling banyak memberikan porsi pemberitaan positif pembangunan di Takalar. Tapi justru diabaikan,” ujar salah seorang pimpinan media lokal yang tak ingin ditulis  namanya, Selasa, 2/9/25.

Kebijakan ini dianggap berbeda jauh dengan pola yang diterapkan bupati-bupati sebelumnya. Selama ini, setiap kepemimpinan di Takalar selalu merangkul semua media tanpa membeda-bedakan, baik media besar maupun kecil, baik dari pusat maupun lokal. Semua dianggap penting sebagai mitra strategis pemerintah dalam penyebaran informasi.

Namun kini, di masa pemerintahan Bupati Daeng Manye yang belum genap setahun, puluhan pemilik dan pimpinan media lokal mengeluhkan perlakuan yang dinilai “menganak-tirikan” media daerah. Mereka merasa peran dan kontribusinya diabaikan, sementara media luar justru diistimewakan.

“Kalau seperti ini, seakan-akan kerja sama publikasi hanya untuk kepentingan kelompok tertentu. Padahal, keberadaan media lokal bukan hanya pelengkap, tapi juga ujung tombak informasi bagi masyarakat Takalar sendiri,” tambah sumber lain.

Kebijakan tersebut pun menuai kritik dari berbagai kalangan. Publik menilai, sebagai kepala daerah, Bupati Daeng Manye seharusnya merangkul semua pihak, terutama media lokal yang selama ini menjadi garda terdepan dalam menyampaikan informasi pembangunan daerah ke masyarakat.

Hingga kini, Pemkab Takalar belum memberikan penjelasan resmi terkait alasan di balik kebijakan yang lebih memilih media luar sebagai mitra kerja sama dibanding media lokal.

Kerja sama seperti ini biasanya membutuhkan anggaran yang besar, sehingga bisa jadi anggaran senilai miliaran yang selama ini beredar informasinya akan terseret di media besar tersebut.

Sementara media lokal yang selama ini sudah terjalin sejak jaman bupati sebelum nya, hanya begitu saja ujar salah satu wartawan senior sambil berlalu.

Dikatakannya lagi, Daeng Manye ini memperlihatkan contoh buruk kepada pemilik media lokal yang seharusnya memberikan kontribusi besar agar wartawan didaerah bisa meningkat kesejahteraannya. Persoalan pemberitaan dengan media yang diadakan kerja sama tersebut belum tentu kita kalah ? (RED /MIH/KS) 

0 komentar :

Posting Komentar

Back To Top