Info update
Loading...
Jumat, 16 Oktober 2015

Satker dan PPK Sepakat, Tutup Mata Melihat Cara Kerja Rekanan Yang Amburadul, Di Duga Menyalahi Aturan

 
Makassar-Media Indonesia Hebat, 15/10/15- Inilah hasil kerja Rehabilitasi jaringan Irigasi DI Kampili Kabupaten Gowa, yang banyak diperbincankan warga setempat. Desaign pekerjaannya banyak di soal karena tak ada pengerutan lumpur, sehingga sungai ini kelihatan semakin dangkal.

Cara kerja kontraktor dianggap tidak profesional bahkan kelayakannya patut dipertanyakan, lalu kenapa PPK dan Satker sepertinya melakukan pembiaran sehingga pekerjaan jaringan sungai Kampili seperti ini hasilnya ?
     Ft dok 1 MIH/Kadir Sijaya
Gambar sungai yang sudah diplester sisi kiri-kanannya, terlihat amburadul dan terkesan asal dikerja. Kenapa lumpurnya tidak dikerut agar tidak terjadi pendangkalan sungai ? Revitalisasi saluran sungai Kampili yang menelang anggaran puluhan milyar itu masuk dalam pekerjaaan pengerutan.

Sungai ini kelihatan menggantung, karena pekerjaan plesteran yang tidak sampai ke dasar sungai, dimana ketebalan lumpur yang mencapai 40-50 cm. Pekerjaan Rehabilitasi saluran sungai Kampili Kab Gowa ini menelan anggaran APBN tahun 2015 sebesar Rp 12.335.092.000 Millayar.

Kalau mengacu dianggaran yang begitu besar, dibandingkan dengan bobot dan kwalitas pekerjaan sangatlah tidak sepadam. Untuk itu sejumlah elemen masyarakat yang ada di Bajeng dan Bontonompo sebagai lokasi Rehabilitasi sungai Kampili merasa heran. Pekerjaan proyek yang dikerjakan PT.Wijaya Karya Semesta dalam naungan Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang Provinsi Sulawesi-selatan melalui Satkernya(Tampang, SST, MT) dan PPK Irigasi dan Rawa III (Sahira, HR, ST ) di sorot kinerjanya.

Apalagi cara kerja kontraktornya dianggap asal-asalan dan semau-maunya, ungkap masyarakat seputar Bajeng dan Bontonompo, Kamis, 15 Oktober 2015
      Ft dok 2 MIH/Kadir Sijaya
     Rehabilitasi saluran Kampili Gowa sepertinya dikerjakan tanpa mempertimbang desainnya yang bagus dilihat mata. Masak ada proyek habiskan uang negara puluhan millayar, lalu pekerjaannya hanya kerja plesteran ? Seperti yang terlihat di gambar ini ?

Sementara PPK yang dianggap tidak bisa berbuat banyak, dan diduga kuat akan nurut saja sama kontraktornya, terbukti saat di konfirmasi PPK yang bersangkutan dengan entengnya menjawab bahwa pekerjaan itu sudah benar, tidak perlu ada pengerutan lumpur. Malahan kata PPK lumpur itu akan memperkuat sungai. Walaupun dinding sisi kiri-kanan sungai ini kelihatan menggantung karena plesteran dari atas sampai kebawa hanya pas diatas lumpur, ini sudah sesuai dan sudah benar kerjanya Pak, ujar Sahira saat di konfirmasi.

Ketika wartawan mempelihatkan gambar terbaru proyek yang menelan puluhan millayar tersebut. Sahira berkilah bahwa proyek ini adalah proyek yang terbayarkan sesuai hasil pekerjaan yang selesai dikerja.

Demikian halnya yang dikatakan Satker, Tampang, SST, MT saat dihubungi secara terpisah bahwa Proyek Rehabilitasi jaringan Kampili ini sesungguhnya kontraktor sudah benar dalam melaksanakan pekerjaannya. Mereka sudah bekerja sesuai bestek.

Lumpur tidak perlu ada pengerutan karena kalau dikerut maka keadaan sungai akan lebih dalam. Posisi plesteran tidak ada masalah kalau tidak sampai kedasar sungai, apalagi lumpur yang ada itu dianggap lebih kuat tanahnya karena tanah asli, papar Satkernya, Tampang kepada Media Indonesia Hebat, Jumat, 15 Oktober 2015 saat mau naik di mobilnya. Namun Satker, Tampang , mengakui bahwa kontraktor itu masih akan kembali mengerjakan pekerjaanya dilokasi itu, ungkapnya.

Disinggung mau hujan dalam waktu dekat sehingga otomatis bisa tertutupi yang mau dikerja kembali, menurut Satker tidak ada masalah. Pengakuan ini dianggap sangat bertentangan dengan asas manfaat proyek kalau dilihat cara kerja rekanan yang saat ini sudah menganggap selesai pekerjaannya.
        Ft dok 3 MIH/Kadir Sijaya
     Sementara banyak kalangan khususnya Front Mahasiswa Hukum selatan menilai bahwa cara kerja kontraktor dipastikan sangat keliru dan salah besar karena cara kerja kontraktor tidak memiliki jaminan mutu yang memadai, Zulkifli dan teman-tamannya akan terus memantau jelang musim hujan tiba.

Bahkan Zulkifli akan mengancam melaporkannya ke Kejaksaan Negeri Sungguminasa. Kalau lumpur yang ada disungai tersebut tidak dikerut, karena rehabilitasi saluran sungai kampili dipastikan masuk dalam bagian pekerjaan, bagaimana bisa bagus dan berkwalitas dan memenuhi RAB pekerjaannya kalau struktur desaingnya seperti yang nampak di gambar ini ?

Anggaran cukup besar, kok dibiarkan desainnya begitu ?
Pantas sungai itu kelihatan menggantung kedua sisinya, karena ada lantai dasar sungai yang tidak tersentuh pekerjaan harusnya dibersihkan lalu dikerja yang bocor ? Ujar sumber heran melihat rehabilitasi sungai yang ada didepan matanya itu. Kenapa Satker dan PPK membiarkan cara kerja kontraktornya begitu dan kenapa menganggap benar ?

Warga wajib mempertanyakan bobot dan kwalitas proyek ini. PPK dan Satker dianggap bertanggung jawab atas hasil kerja kontraktor. Atau jangan-jangan ada udang dibalik batu, ujar sejumlah masyarakat baru-baru ini (Kadir Sijaya/MIH/ bersambung)

0 komentar :

Posting Komentar

Back To Top