Bupati Daeng Manye Terjebak Bisikan Oknum ASN Loyalis Bupati SK, Media Lokal Ingin Dihempaskan ?
Takalar (MEDIA INDONESIA HEBAT) Hubungan harmonis antara Pemerintah Kabupaten Takalar dan sejumlah media lokal yang selama ini terjalin apik, kini tiba-tiba retak. Di bawah kepemimpinan Bupati Takalar saat ini, H. Daeng Manye, beberapa media lokal dikabarkan mendadak diputus kemitraan kerja samanya tanpa alasan yang jelas.
Harusnya Bupati Daeng Manye Belajar Dari Kebijakan Bupati H.Ibrahim Rewa.
Dekat dengan semua wartawan, baik LSM, kebijakan membangun Takalar bersama para mitranya dianggap luar biasa. Siang dan malam para wartawan berada di rujab tanpa ada yang sewok. Ketika ada pembisik yang mau bermain main dengannya akan minggir duluan, karena tak ingin para mitranya tersakiti, sungguh sosok yang bijaksana dalam menjalankan pemerintahannya.
Sumber internal menyebut, keputusan tersebut tak lepas dari bisikan dua oknum ASN yang dikenal sebagai loyalis berat Bupati sebelumnya, Syamsari Kitta. Kedua ASN itu diduga kuat memainkan peran sebagai "pembisik" utama yang mempengaruhi arah kebijakan Bupati Daeng Manye, terutama dalam menyusun daftar media yang dianggap layak menjalin kemitraan dengan Pemkab. Apalagi media tersebut sudah mendarah daging dipemerintahan Takalar dari dulu sejak pemerintahan ini ada. Wartawannya sudah menua bersama menulis dari kemajuan Takalar sampai sekarang.
Ditengarai Ada Rencana Pemutusan Sepihak ?
Sejumlah pemilik media lokal mengaku kecewa dengan sikap Pemkab yang memutus kerja sama tanpa dasar komunikasi yang transparan. Padahal, selama ini mereka merasa sudah membangun hubungan profesional yang baik dan berkontribusi dalam menyampaikan informasi pembangunan daerah ke publik.
"Baru kali ini kejadian seperti ini. Di masa Bupati sebelumnya, tidak ada pemutusan seperti ini tanpa alasan dan komunikasi. Sekarang tiba-tiba media kami dikeluarkan dari daftar mitra," ungkap salah satu pemilik media lokal yang enggan disebut namanya.
Efek Dominonya : Nama Baik Bupati Daeng Manye Terancam ?
Nama besar keluarga , tokoh seorang Karaeng yang dianggap baik dan bijak hilang seketika jika ini benar benar terjadi. Sungguh diluar nalar dan akan dipertaruhkan Jika situasi ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin citra Bupati Daeng Manye akan ikut tercoreng nama keluarga besarnya Apalagi, publik kini mulai membandingkan kepemimpinannya dengan era sebelumnya, yang dikenal lebih terbuka terhadap media dan membesarkan media lokal dimana semua pemiliknya, termasuk wartawannya adalah orang Takalar dan Gowa sendiri.
Kolaborasi yang buruk antara kepala daerah dan oknum ASN yang punya agenda tersembunyi bisa menjadi bumerang. Alih-alih memperkuat pemerintahan, justru menimbulkan polarisasi dan kesan anti-kritik.
Harapan pada Klarifikasi dan Evaluasi
Sejumlah pengamat berharap agar Bupati Daeng Manye segera turun tangan langsung menyelesaikan persoalan ini secara bijak. Jika memang ada miskomunikasi atau informasi yang kurang tepat dari para pembisik, sebaiknya dilakukan klarifikasi terbuka dan evaluasi menyeluruh terhadap sistem kemitraan media di Takalar.
Karena pada akhirnya, kekuasaan yang tidak dikawal oleh media independen, hanya akan dikuasai oleh informasi satu arah dan itu bisa berbahaya bagi demokrasi lokal kedepannya.
Perjalanan panjang bagi seorang bupati akan menjadi citra buruk bagi dirinya maupun pemerintahan selanjutnya. Kalau persoalan kontrol yang dilakukan media setempat itu tak lain bentuk penghargaaan lewat tulisan untuk lebih maju, bukankah Bupati Daeng Manye ingin Takalar lebih maju dan berkembang pesat ? (Catatan Redaksi-Dessi)

0 komentar :
Posting Komentar